Jangan Meremehkan Public Relation, Beginilah Pentingnya Fungsi dan Peran PR

Dalam tugas pembuatan artikel yang menjelaskan bagaimana Fungsi dan Peran PR ini, saya akan menuliskan dengan pandangan dan opini saya serta dilengkapi dengan pendapat para ahli di dalam dunia Public Relations. 

Nah, dalam persaingan industri, kemajuan teknologi, dan pertumbuhan ilmu pengetahuan tentunya memberikan perubahan besar di dunia. Bukan hanya tentang bagaimana banyak penemuan-penemuan baru di bidang sains saja, di ilmu komunikasi berkembang sangat pesat. Amerika Serikat negara yang dikenal sebagai pioneer public relation dunia menunjukkan bagaimana ilmu hubungan masyarakat ini bekerja untuk negara mereka.

Pengertian Public Relation sendiri menurut para ahli, yaitu Menurut Frank Jefkins (2003:9) PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Sedang, dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai Humas atau Hubungan masyarakat sendiri menurut salah satu pakar komunikasi di Indonesia

Onong Uchjana Effendy (2006:23) mengatakan  Hubungan Masyarakat (Humas) adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama. 
Dengan begitu Public Relation sangat-sangatlah penting bagi pekembangan perusahaan, organisasi, atau pemerintah. Public Relation sendiri memiliki empat peran dan fungsinya, yaitu :

Peran dan fungsi PR :

  • Communicition technician (yaitu public relation sebagai teknisi komunikasi, sebagai hanya perantara saja dari organisasi, perusahaan atau pemerintah untuk menyampaikan informasi, cenderung hanya melakukan kegiatan PR yang tradisional biasanya PR diposisikan ditempat yang tidak strategis (bukan di top management))
  • Communication facilitator (PR sebagai fasilitator antara publik dengan lembaga, menjembatani informasi dari publik atau masyarakat maupun dari lembaga organisasi, perusahaan atau pemerintah.
  • Problem solving facilitator
    Peran PR disini sudah dianggap penting di dalam perusahaan, organisasi atau pemerintah, karena di dalam posisi ini PR diberikann kewenangan untuk dapat andil dalam penyelesaian masalah.
  • Expert Prescriber (penasehat ahli)
    Peran PR disini sudahlah sangat penting, PR berada di dalam posisi top management dimana keputusan perusahaan organisasi atau kepemrintahan harus bekonsultasi terlebih dahulu dengannya.



Studi Kasus Peran PR di dalam peristiwa Terjebaknya Belasan Remaja Thailand di Dalam Gua

foto: reviewjournal.com
Peristiwa terjebaknya Belasan Remaja Thailand di Dalam Gua tersebut sangatlah menarik perhatian, bukan hanya masyakarat lokal thailand saja tetapi juga warga dunia. Ada beberapa hal menarik yang terjadi di dalam peristiwa tersebut yang berkaitan dengan strategi dan pengolahan komunikasi informasi yang dilakukan pemerintah Thailand. Dari berita yang saya kutip dari Brilio https://www.brilio.net/global/7-pelajaran-yang-bisa-dipetik-dari-proses-evakuasi-12-anak-thailand-180711x.html berikut yang saya garis bawahi :
  1. Nama 12 anak tidak diungkap ke publik.
    Menurut media Thailand, nama ke-12 anak itu diungkap ke publik setelah semuanya keluar. Hal itu agar orangtua dari para korban tidak mengetahui siapa saja yang sudah berhasil dievakuasi.

    Tujuannya ternyata agar semua orangtua dari 12 anak tetap solid dan tidak meninggalkan mereka yang anaknya belum keluar.
  2. Keluarga korban tidak diwawancara.
    Selama proses evakuasi berlangsung, tak ada satu pun keluarga korban yang diwawancara. Hal itu untuk menghormati perasaaan keluarga korban yang tengah kalut dan khawatir akan keselamatan sang anak.

    Diketahui pula selama evakuasi berlangsung, area gua ditutupi kain dan hanya keluarga korban saja yang bisa masuk. Sehingga dipastikan media tidak bisa sembarangan membuat berita mengenai peristiwa ini. Kecuali sumber informasi hanya datang dari pihak pemerintah setempat atau orang yang berwenang.
  3. Fokus pada evakuasi bukan ranah privasi korban.
    Media asing dan Thailand lebih fokus pada proses evakuasi yang berlangsung. Mereka tak mengungkit ranah privasi korban ke publik. Baik teman maupun kerabat serta media sosial korban tak ada yang dipublikasikan. Bahkan mereka tidak membuat berita-berita yang mendramatisir peristiwa tersebut tanpa ada dasar yang kuat.
  4. Tidak mewawancarai orang yang tak ada kaitannya dengan peristiwa.
    Dalam hal ini, media lokal Thailand juga tidak mewawancarai politisi maupun selebriti soal peristiwa yang terjadi. Hal itu dihindari karena orang-orang berwenang saja yang boleh diwawancarai. Selain itu, pihak militer juga memberlakukan pembatasan media sehingga informasi yang disampaikan sedikit terbatas
  5. Lebih menonjolkan kinerja tim penyelamat dan relawan.
    Media asing mau pun Thailand lebih menonjolkan berita tentang proses tim penyelamat yang bekerja dan sisi lain dari peristiwa ini. Misalnya seperti kisah petani yang rela sawahnya menjadi tempat pembuangan air yang dipompa dari gua. Atau pun apa yang dilakukan para relawan selama evakuasi berlangsung hingga membuat banyak orang terenyuh.
  6. Munculnya ilustrasi beri dukungan tim penyelamat.
    Banyaknya ilustrasi yang dibuat sebagai bentuk mendukung 13 orang (12 anak dan 1 pelatih) terjebak dalam gua ini ternyata menarik perhatian publik. Di media sosial Twitter sendiri, sudah banyak bermunculan ilustrasi yang menggambarkan perjuangan berat para tim penyelamat.
  7. Tidak membuat berita berdasarkan hal mistis.
    Sebagai negara di Asia yang masih kental budayanya, hal mistis bukan lah sesuatu yang asing. Bahkan tak sedikit orang-orang yang percaya dengan hal mistis daripada konsen mengevakuasi ketika terjadi suatu musibah.
Tindakan pemerintah Thailand benar-benar patut diberikan apresiasi. Beberapa poin diatas pasti dilakukan dan dikendalikan oleh pemerintah dengan peran public  relation. Dimana langkah ynag begitu hebat dan besar tersebut sangatlah besar dari campur tangan seorang public relation.

Peran dan fungsi yang dijalan dalam peristiwa ini adalah Expert prescriber, communication fasilitator, dan communician technician. Kegiatan yang dilakukan adalah pembatasan informasi, pengendalian informasi, dan pengaturan informasi dimana kantor berita tidak boleh sembarang menerbitkan berita yang tidak perlu atau justru membuat keadaan semakin buruk. Dimana Begitu terencananya strategi komunikasi yang dilakukan sehingga dapat mendukung proses evakuasi yang begitu lama dan tentunya hal ini begitu sangat bepengaruh bagi wajah thailand di mata Internasional.

Sumber
- https://www.brilio.net/global/7-pelajaran-yang-bisa-dipetik-dari-proses-evakuasi-12-anak-thailand-180711x.html
- Jefkins, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta : Erlangga
- Effendy, Onong Uchjana. 2009. Human Relations & Public Relations. Bandung : Mandar Maju 

Comments

Popular posts from this blog

Analisis Berita Berdasarkan News Value

Parade Film MMTC Kelima Kembali di Gelar, Event Apresiasi Film Alternatif MMTC